Jumat, 13 Desember 2013
Senin, 09 September 2013
Efek Samping Berbahaya dari Obat Pereda Nyeri
shutterstock
Meski obat pereda nyeri tergolong obat yang mudah dibeli secara bebas, namun penggunaan obat ini bisa menyebabkan berbagai efek samping berbahaya.
Para ahli menyebutkan, sebenarnya manfaat dan risiko dari obat pereda nyeri hampir sama.
Sebelum minum obat pereda nyeri jadi kebiasaan, ada baiknya Anda mengetahui apa saja efek samping dari obat pereda nyeri.
- Pereda nyeri jenis ibuprofen
Sebuah penelitian menemukan, para pelari yang minum obat pereda nyeri jenis ibuprofen sebelum lari marathon memiliki risiko gangguan jantung, kram perut, dan komplikasi ginjal lebih besar.
- Pereda nyeri parasetamol
Penelitian menunjukkan, obat ini dapat mengakibatkan kerusakan liver yang parah, meski dalam dosis yang sebelumnya dianggap aman. Risiko paling besar terutama jika obat ini dicampurkan dengan beberapa minuman.
- Krim pereda nyeri
Balsem untuk meringankan pegal otot serta nyeri sendi yang mengandung kombinasi mentol dan metilsalisilat juga dapat menyebabkan luka bakar kimia.
Sumber :
www.womenshealthmag.com dan kompas.com
NeuroRacer, "Game" untuk Asah Otak Lansia
06.35
No comments
CNN
Ilustrasi game Neuroracer
Video game ternyata memiliki manfaat signifikan bagi para orang tua berusia lanjut. Hanya dengan bermain game sederhana, kemampuan otak mereka menunjukkan peningkatan setelah hanya bermain selama total 12 jam.
Seperti dimuat dalam jurnal Nature, sejenis video game balap mobil yang dirancang para ilmuwan Amerika Serikat diklaim dapat mengembalikan kekuatan otak orang tua berusia lanjut. Manfaat dari permainan ini justru akan lebih besar bagi orang tua dibandingkan pemain usia sekitar 20 tahun.
Game bernama NeuroRacer ini dirancang para peneliti dari University of California. Pemain menggunakan joystick untuk mengemudikan mobil di sepanjang jalan dengan berbagai rambu yang tiba-tiba muncul. Pemain harus memencet tombol ketika melihat tanda tertentu, dan mengabaikan yang lain.
Tingkat kesulitan game akan terus bertambah seiring kemampuan pemain, tetapi tidak akan sampai menimbulkan frustasi dan mengurangi kenyamanan dalam bermain.
Peneliti mengatakan, game ini sedikit berbeda dengan lainnya. Hal ini dikarenakan game dibuat untuk meningkatkan kemampuan multitasking yang dapat terus menurun seiring usia. Game ini bisa digunakan sebagai latihan otak, untuk memperkuat kemampuan multi tasking, ingatan, dan rentang perhatian pada pria dan wanita usia 60 sampai 85 tahun. Manfaat latihan ini masih terasa nyata sampai 6 bulan kemudian.
Hasil uji menunjukkan, sedikit latihan akan meningkatkan kemampuan para lansia. Setelah 12 jam menggunakan laptop di rumah selama lebih dari 1 bulan, lansia merasa lebih baik dibandingkan pemain yang satu dekade lebih muda. Dengan teknik tertentu, para lansia bisa bertahan di peringkat teratas pemain game ini.
Peneliti Dr. Adam Gazzaley yang mematenkan NeuroRacer percaya, game ini dapat memberi manfaat lebih banyak. Terutama bila dibandingkan latihan otak lain seperti teka-teki silang dan permainan kartu.
Hal senada diungkapkan Alexandra Trelle dari laboratorium memori di Cambridge University. Menurut Trelle, hasil penelitian ini seharusnya dapat memicu seseorang untuk meningkatkan ketajaman dan kelincahan pikiran di sepanjang hidupnya. Meski begitu, game ini hanya pilihan. Lansia bisa memilih aktivitas lain yang dinilai lebih menyenangkan, seperti belajar bahasa atau alat musik.
Sumber :
www.dailymail.co.uk dan Kompas.com